Keutamaan Al-Quran

Assalamu alaykum Wr.Wb
 
ان هذا القران يهدي للتي هي اقوم و يبشر المؤمنين الذين يعملون الصالحات ان لهم اجرا كبيرا
Artinya : Sungguh, Al-qur’an ini memberi petunjuk ke jalan yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal sholeh bahwa mereka akan mendapatkan pahala yang besar ( Surat Isra : 9)
Muhterem Kardeslerimiz.
InsyaAllah, disini saya akan menulis tulisan tentang keutamaan membaca Al-qur’an berdasarkan sumber-sumber yang saya dapatkan dan semoga dapat bermanfaat untuk diri saya pribadi khususnya dan untuk pembaca pada umumnya.
Perlu kita ketahui bahwasanya telah begitu banyak orang-orang menulis tulisan tentang keutamaan membaca Al-Qur’an, telah begitu banyak hadist dan ayat suci Al-Qur’an yang kita dengar tentang keutamaan-keutamaan membaca Al-Quran namun tetaplah kita masih kurang untuk mengungkap semua keutamaan membaca Al-Quran yang Allah SWT berikan kepada setiap orang yang membacanya.
Muhterem Kardeslerimiz
            Saya membuat tulisan ini menjadi 3 bagian dimana bagian pertama dalam tulisan ini adalah pengetahuan umum tentang Al-Qur’an itu sendiri, bagian yang kedua adalah keutamaan Al-Qur’an dan membacanya, bagian ketiga adalah adab dan usul dakwa kita tentang membaca Al-Quran.
Muhterem Kardeslerimiz
            Apakah Al-Qur’an itu?
            Cenabi Haktan efendimiz SAW e inzal olunan, ondan de bizlere tevatur yoluyla ulasan nazmi celil ve manadir. Binaen aleyh kuran hem lafziyla hem de manasiyla bir butunudur ( sohbet no.9, 21.11.1999).
            Al-Quran adalah sebuah mukjizat yang Allah SWT turunkan kepada nabi Muhammad SAW dan beliau sampaikan kepada kita secara tawatur baik lafaz dan maknanya. Dengan demikian Al-Quran merupakan sebuah kesatuan baik lafaz dan maknanya.
             Al-Quran dari Allah sampai kepada Nabi Muhammad SAW melalui tiga tahap:
1.      Tahap ke-1 Al-Qur’an diturunkan Allah ke Lauh al- Mahfuz ( suatu tempat merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah.
2.      Tahap ke-2 Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Al- Mahfuz ke Bayt al-Izzah ( langit dunia yang paling rendah) terjadi pada malam Laylatul Qadr.
3.      Tahap ke-3 dari Bayt al-Izzah ke dalam hati Rasullah SAW secara berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril dalam sebuah riwayat 22 tahun, 2 bulan, 22 hari dan wahyu pertama turun pada malam 17 Ramadhan disaat usia nabi 41 tahun dan wahyu teraakhir 9 Djulhijjah di usia nabi 63 tahun.
 Sebagai tambahan pengetahuan turunnya wahyu kepada nabi Muhammad SAW dengan 3 cara:
1.      Turunnya wahyu kepada nabi Muhammad SAW seperti suara lonceng yang keras dimana cara ini merupakan cara yang paling berat yang dirasakan Rasulullah SAW. Setelah suara lonceng itu hilang Rasulullah sudah memahami apa yang disampaikan Jibril.
2.      Turunnya wahyu kepada nabi Muhammad SAW, malaikat Jibril menyamar dalam bentuk laki-laki dan berbicara kepada Rasulullah SAW.
3.      Turunya wahyu dengan disampaikan Allah SWT dalam keadaan nabi SAW terjaga tidak tertidur.
Sebagaimana yang kita ketahui, jumlah ayat-ayat dalam Al-Qur’an 6666 ayat, jumlah surat 114 surat, namun apabila kita hitung setiap ayat dalam setiap surat hasilnya tidak sampai 6666 ayat melainkan 6324 ayat, mengapa demikian?..
Penghitungan 6666 ayat sebagaimana kita ketahui bukanlah perhitungan jumlah ayat melainkan para ulama terdahulu meangklasifikasikan setiap ayat berdasarkan jenisnya seperti berikut:
Ø  1000 ayat AL-Qur’an berisikan tentang perintah-perintah
Ø  1000 ayat Al-Qur’an berisikan tentang larang-larangan
Ø  1000 ayat Al-Qur’an berisikan tentang kabar gembira
Ø  1000 ayat Al-Qur’an berisikan tentang ancaman dan hukuman
Ø  1000 ayat Al-Qur’an berisikan tentang perumpamaan dan tamsil
Ø  1000 ayat Al-Qur’an berisikan tentang kisah-kisah and sejarah
Ø  500 ayat Al-Qura’an berisikan tentang halal dan haram
Ø  100 ayat Al-Qur’an berisikan teantang doa dan tasbih
Ø  66 ayat Al-Qur’an berisikan tentang nask dan Mansukh ( Rangkuman Agama Islam UICCI)
Muhterem Kardeslerimiz
            Setelah menjelaskan secara umum tentang apa itu Al-Qur’an, bagaimana sampai ke nabi Muhammad SAW, dan jumlah ayat dan surat Al-Qur’an, saya bermaksud memaparkan tentang keutamaan Al-Quran dan para pembacanya.
1.      Keutamaan membaca Al-Quran adalah Al-Quran menaikkan deraja orang yang mempelajai dan mengajarinya. Sebagaimana yang sabda Rasulullah SAW :
خيركم من تعلم القران و علمه
Artinya : Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an (HR. Al Bukhari dari Utsman bin Affan)
            Dalam hadist ini jelaslah bahwasanya tidak ada pekerjaan yang lebih mulia disisi Allah SWT dari pada belajar dan mengajarkan AL-Qur’an. Sebagaimana perkataan Ustaz kita Sulaiman Himi Tunahan KS, “ Anak-anakku! Kalian adalah pegawai Allah, pegawai Rasulullah, pegawai Kitab Allah (Al-Quran) dan pegawai yang menyalurkan cahaya ilahi. Tugas utama kalian adalah menyelamatkan umat Muhammmad SAW yang telah jatuh ke dalam jurang kemaksiatan. Tugas kita adalah meraih ridho Allah SWT ( Odemisli Merhum Ziya Sunguroglu, h.163).
2.      Keutamaan membaca Al-Quran ke-2 adalah Al-Quran merupakan pemberi syafaat yang makbul di sisi Allah, sebagaimana yang diriwayatkan Sa’id bin Sulaiman bahwa Rasulullah bersabda:
ما من شفيع افضل منزلة عند الله تعالى من القران لا نبي ولا ملك ولا غير
( Tidak ada pemberi syafaat yang lebih utama di sisi Allah SWT dari pada Al-Qur’an, tidak nabi dan tidak pula yang lainnya)( HR. Thabrani)
            Mendapatkan syafaat dari Al-Quran Karim merupakan sebuah keinginan terbesar bagi setiap muslim, maka perlu bagi kita untuk menghormati Al-Quran dan mengamalkan hukum-hukum yang terdapat di dalamnya.
3.      Keutamaan membaca Al-Quran adalah membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati yang membuat hati kita hitam kemudian mati, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
ان القلوب تصدا كما يصدا الحديد فقيل يا رسول الله و ما جلاؤها فقال تلاوة القران وذكر الموت
) Sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat. Lalu ditanyakan : “ Wahai Rasulullah apakah yang menghilangkannya?”, lalu beliau bersabda: membaca AL-Quran dan mengingat kematian ( HR. Baihaqi)).
4.      Keutamaan membaca Al-Quran berikutnya adalah sebagaimana diceritakan oleh Abu Hurayra (RA), bahwasanya Rasulullah bersabda kepada para sahabat: “ Barang siapa yang ingin berjumpa dengan Allah STW dalam keadaaan yang indah maka muliakanlah Ahli Allah.
Sahabat                : apakah ada Ahli Allah ?
Rasulullah            : Iya ada
Sahabat                : Siapakah mereka Ya Rasulullah
Rasulullah              : Mereka adalah orang-orang di dunia yang membaca Al-Quran Karim, Ingatlah! Barang siapa yang memuliakan mereka maka Allah juga akan memuliakan dia dan barang siapa yang mengkhianati Ahli Allah maka Allah akan melemparnya ke dalam api nereka. Ey Abu Hurayra disisi Allah tiada seseorang lebih mulia dibandingkan penghafal dan penjaga Al-Quran setelah para nabi. ( Durretun Nasihin ,Asirin Hopavi)
Dalam hadist riwayat Ibnu Majah, Rasulullah bersabda:
اهل القران اهل الله و خاصته
)Ahli Al-Quran adalah Ahli Allah SWT dan orang yang khususNya)
5.      Keutamaan membaca Allah selanjutnya diambi dari kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Ghazali, bahwasanya Abu Hurayra berkata : sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan Al-Quran maka lapanglah penghuninya, banyak kebaikan, malaikat berdatangan dan syaitan pergi menjauh. Dan sesungguhnya rumah yang didalammnya tidak dibacakan Kitabullah ( Al-Quran) maka sempitlah penghuninya, sedikit kebaikanya, malaikat pergi dan syaitan berdatangan. ( Ihya ulumiddin, h.255)
Pada bagian kedua dalam tulisan ini, saya sudah menulis sebagian kecil dari  keutamaan Al-Quran dan keutamaan pembacanya dan masih banyak hadist maupun cerita dari sahabat tentang keutamaan membaca Al-Quran namun perlu diperhatikan kembali bahwa masih banyak hadist-hadist yang menjelaskan orang yang lalai membaca Al-Quran maupun membaca tapi Al-Quran masih melaknat dirinya seperti  hadist yang diriwayatkan oleh Hz. Jabir (RA), rasulullah SAW bersabda :
القران شافع مشفع و ماحل مصدق من جعله امامه قاده الى الجنه و من جعله خلف ظهره ساقه الى النار
(Al-Qur’an adalah pemberi syafaat yang makbul, Al-Qur’an juga pengeluh yang jujur, barang siapa yang meletakannya di barisan depan makan ia akan membawa kita ke surge tetapi barang siapa yang meletakkannya di barisan belakang maka ia akan membawa kita ke nereka)
Imam Birgivi Hz memberikan contoh dalam kitab Awamil tentang orang yang membaca Al-Quran tetapi Al-Quran melaknatinya
            رب تال يلعنه القران  ( Begitu banyak yang membaca Al-Quran tetapi Al-Quran melaknatinya)
 maka dari perlu juga kita perhatikan beberapa adab dan usul yang diajarkan oleh Ustaz kita, oleh abi-abi kita, fatwa ulama terdahulu, antara lain:
1.      Al-Quran yang kita baca hendaklah bersih tidak berdebu/kotor, terawat, disampul. Tiadak ada tulisan-tulisan yang diselipkan didalam Al-Quran namun apabila sebagai tanda terdiri lima hurup tidak ada masalah. Al-Quran diletakan dibagian paling atas dalam rak buku. Memanjangkan kaki/ tiduran ke dahapan Al-Quran atau penggalan ayat merupakan ketidak hurmatan kita terhadap Al-Quran kalaupun harus tidur hendaknya ditutup dengan kain Al-qurannya. Tidak merawat Al-Quran dan kitap-kitap agama merupakan penyebab kelalaian dan penyebab datangnya penyakit.
2.      Haram menyentuh Al-Quran dalam keadaan tidak punya wudhu, tetapi membaca hafalan diperbolehkan. Orang junub juga tidak boleh membaca hafalan Al-Quran dari hafalannya, tetapi membaca tasbih, istigfar, salwat bismilah dan membaca al fatiha dan ayat-ayat mengandung doa diperbolehkan ( O.N. Bilmen Buyuk Islam Ilmihali), boleh memegang sampul dalam keadaan tidak berwudhu, seseorang yang hendak membaca Al-Quran hendaknya memegangnya dengan kedua tangan, diletakan sejajar dengan dada jangan sampai dibawah pusar.
3.      Membaca Al-Quran yang paling baik adalah menghadap kekiblat dan duduk diatas lututnya. Sedangkan kalau hendak duduk diatas bangku maka sebaiknya tangan kita diletakkan diatas lutut. Dimulai dengan membaca taawuz, basmalah, surat fatiha kemudian membaca basmalah lagi baru lah mulai baca Al-Quran. Ketika selesai, membaca sadawallahulazim, kemudian basmalah dan fatiha. Hz Uztazimiz menghidupkan sunnah yang hampir terlupakan yaitu pada awal dan akhir membaca Al-quran membaca Fatiha
4.      Memperhatikan kaidah tajwid dan talim ketika membaca Al-Quran. Huruf-hurufnya dikeluarkan dari makhrajnya dan merendahkan atau tidak mengunakan tajwid dan talim sebuah kesalahan besar.
Hz Ustazimiz (K.S). Suatu hari datang berziyarah kepada ustazimiz seorang anak teman beliau ketika di madrasah. Hz ustaz “ ayo anakku bacalah Al-Quran kita dengarkan”, kemudian anak itu membaca Al-Quran dengan suara yang keras dan teriak, kemudian Hz Ustaz “ anankku disini adalah darul eman, tidak perlu membaca al-Quran sampai teriak seperti itu dan juga membaca seperti itu ruhaniyat pada pergi.
5.      Membaca Al-quran dalam keadaaan tenang, tidak tergesah-gesah
6.      Membaca Al-Quran dengan suara yang indah ( Hadist “ Hiasilah Al-Quran dengan suara kalian)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Pengangkutan

Tafsir Ayat Zakat